Kamis, 04 Desember 2014

Tarian Jemari Menjemput Masa Depan

Hal apakah yang pertama kali terlintas dalam pikiran anda ketika anda mengingat masa TK dulu? Ya, mungkin yang pertama kali anda ingat memang bermain karena memang itulah hobi kita, namun disisi lain pasti kita akan mengingat suara kasih sayang yang mengarahkan kita untuk membuat sebuah garis yang perlahan-lahan terus tumbuh menjadi suatu rangkaian kata-kata. Jika dipikir-pikir, sudah sekitar 8 sampai 12 tahun kita berjalan menjauhi masa-masa itu. Namun, apakah kemampuan menulis yang kita pelajari dulu masih kita miliki?
Ya, tentu saja, kemampuan menulis yang kita pelajari dulu masih kita miliki. Bagaimana tidak, sebagai seorang pelajar bukankah menulis telah menjadi makanan sehari-hari? Wah, berarti bagus dong kalo begitu, gak sia-sia kalo dulu kita TK. Tapi, memangnya kita mau jika kita disamakan dengan anak TK yang jelas-jelas usianya berada hampir dua windu dibawah kita. Jika dalam hal menulis alfabet saja itu hal biasa, di usia remaja bukan lagi waktunya untuk melakukan hal sederhana seperti itu. Seharusnya kita melakukan hal yang membuat kita berbeda dengan anak TK. Apakah itu?
Coba anda bandingkan seekor anak ayam dengan induknya, seekor anak ayam hanya bisa berjalan secara perlahan tidak seperti induknya yang bisa berlari kesana-kemari untuk mencari makanan. Nah, inilah yang perlu kita lakukan. Kita harus mampu untuk berlari lebih kencang dari kemampuan kita sebelumnya. Jika sebelumnya kita bisa berjalan, maka berlarilah. Jika sebelunya kita bisa berbicara, maka menyanyilah. Jika sebelumnya kita bisa menulis, maka berkaryalah dengannya. Apa maksudnya? Ya, jadi seharusnya di masa ini kita bisa untuk berkarya dengan tulisan kita sendiri. Mungkin sebagian besar orang mengatakan bahwa ‘menulis’ itu bukan hal yang mudah. Ya, memang seperti itu kelihatannya, namun orang-orang tersebut berkata seperti itu karena sejatinya mereka belum benar-benar menyelami lautan imajinasinya. Sebagian orang merasa kesulitan menulis, padahal pada saat itu mereka baru saja menyentuh papan keyboard, tapi tiba-tiba saja mereka berhenti. Sebuah komputerpun –yang sudah pintar- memerlukan proses untuk menyala, apa lagi kita.
Menulis bukan masalah skill, tapi ini semua merupakan ekspresi hati. Tuliskan saja apa yang ada dipikiran anda, tak perlu anda perdulikan diksi dan majas yang digunakan. Karena, semua itu akan datang dengan sendirinya tanpa disadari. Setidaknya, semua ini kan melatih jari-jemari anda untuk menari, sehingga akan anda dapatkan suatu kepuasan tersendiri saat itu juga. Selain itu ‘menulis’ merupakan salah satu jalan lebar menuju masa depan yang lumayan dipenuhi peminatnya. Banyak orang-orang ternama didunia yang membangun namanya dengan ‘menulis’. Jalan ini benar-benar
terbuka lebar bagi peminatnya, jadi mulailah dari sekarang! Biarkan dia terus menari, meloncat dati satu tuts ke tuts lainnya. Sehingga akhirnya ia akan membawamu melompat meraih masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar